Jumat, 10 Februari 2012

Mari Berubah demi Akhlak Mulia

Apakah akhlak/perilaku itu dapat diubah? Atau dengan kata lain:
- Apakah orang bakhil itu dapat berubah menjadi orang yang dermawan?
- Apakah seorang pemarah itu dapat berubah menjadi orang yang ramah?
- Apakah pemudi yang tidak punya rasa malu dapat berubah menjadi pemudi yang pemalu?
Pikirkan pertanyaan tersebut dalam diri Anda... dan temukan jawabannya. Saya melihat Anda ingin mengatakan, “Pertanyaan itu sangat mudah.” Saya katakan kepada Anda, “Yang Saya maksud bukan hanya jawaban lisan semata!!”
Anda pun tahu, pertanyaan yang sifatnya praktek itu lebih tinggi nilainya daripada pertanyaan yang teoritis. Bukankan demikian?

Jawaban yang Tepat

Nabi SAW bersabda,
إِنَّمَا الْعِلْمُ بِالتَّعَلُّمِ وَإِنَّمَا الْحِلْمُ بِالتَّحَلُّمِ، وَإِنَّمَا الصَّبْرُ بِالتَّصَبُّرِ
“Sesungguhnya ilmu hanya dapat diraih dengan belajar; keramahan hanya dapat diraih dengan berusaha menjadi ramah; dan kesabaran hanya dapat diraih dengan senantisa berupaya bersabar dengan sungguh-sungguh.” (HR. Bukhari) Demikianlah Rasulullah SAW telah meletakkan sebuah prinsip yang menyatakan bahwa akhlak seseorang dapat berubah. Jangan pernah mengatakan kepada diri Anda sendiri bahwa diri Anda tidak mungkin berubah.
Fakta menyatakan, di luar sana terdapat banyak pemuda yang dapat berubah hingga 90 derajat, bahkan di antara mereka ada yang berubah hingga 180 serajat. Semua ini dapat terjadi karena keinginan keras mereka. Lalu, apakah Anda telah bertekad, sejak sekarang, untuk berubah dan berakhlak yang lebih baik?

Perumpamaan

Jiwa itu bagaikan jasad. Jasad itu diciptakan dalam keadaan lemah seperti bayi, kemudian ia berkembang menjadi besar dengan berbagai macam makanan. Demikian pula halnya dengan jiwa manusia, ia diciptakan dalam keadaan lemah dan akan menjadi matang dengan bersungguh-sungguh berakhlak yang baik.
Bagaimana pendapat Anda dengan perumpamaan ini? Subahanallah! Saat jasad kita sakit, ia butuh obat agar dapat sembuh, dimana obat itu adakalanya pahit. Demikian pula dengan diri manusia yang memiliki akhlah tidak terpuji, ia membutuhkan mujahadah (upaya keras dan sungguh-sungguh) serta kesabaran.

Jadikan Perubahan sebagai Motto Anda

Saya yakin, sekarang ini Anda telah memiliki keinginan yang kuat. Keinginan tersebut tampak terlihat dari mata dan perhatian Anda, kendati saya merasa heran kenapa Anda membiarkan diri Anda selama ini. Mari, sekarang, proklamirkan dan angkat motto diri anda, yaitu “saya bisaberubah”.
Dengan demikian anda pun tampak seolah baru terlahir kembali. Sungguh berbahagialah diri yang demikian itu.

Bagamiana Mengetahui Kekurangan Anda?

Sebagian orang ada yang bertanya, bagaimana saya mengetahui aib/kekurangan saya, sehingga saya dapat mengubahnya?
Anda dapat mengetahui kekurangan Anda dengan empat cara;
1. Teman yang saleh yang selalu memberi nasehat;
2. Musuh-musuh Anda; karena mereka itu tidak akan pernah memuji atau berbasa-basi dengan Anda;
3. Dengan menghadiri majlis-majlis ilmu;
4. Dengan mempelajari sirah Nabi SAW agar anda dapat menimbang antara akhlak Anda dengan akhlak Rasulullah SAW;
Rasulullah SAW sebagai Panutan Terbaik
Seluruh dalil-dalil dalam pembahasan akhlak selalu disesuaikan dengan akhlak Rasulullah SAW, baik perkataan maupun perbuatannya. Allah SWT berfirman, Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagi kalian.” (Al-Ahzaab: 21)
Ketahuilah bahwa Muhammad, Rasulullah SAW adalah satu-satunya orang di permukaan bumi ini yang dalam hidupnya terkandung seluruh yang dibutuhkan oleh manusia untuk diikuti, sekalipun Rasulullah SAW hanya hidup –sejak diangkat menjadi nabi hingga wafat- selama 23 tahun.
Kita tidak akan bisa mengikuti Nabi Isa AS sepenuhnya, misalnya, karena beliau hanya dapat Anda ikuti sebagai pemuda bujangan yang senantiasa berjihad melawan nafsunya, dan seorang yang zuhud terhadap kehidupan dunia. Akan tetapi, apakah Anda dapat mengikutinya sebagai seorang yang menikah? Tidak, karena beliau tidak pernah menikah.
Kita juga tidak dapat mengikuti Nabi Sulaiman sepenuhnya, karena kita hanya dapat mengikutinya sebagai seorang penguasa yang kaya, selalu bersyukur, jujur, dan …. Akan tetapi apakah kita mampu mengikutinya sebagai seorang yang fakir dan sabar? Beliau tidak pernah hidup fakir.
Lalu, siapa yang pernah hidup kaya sekaligus fakir; kuat dan lemah; penguasa dan rakyat; ayah dan kakek? Dan siapa pula yang pernah hidup membujang kemudian menikah, beliau adalah Nabi kita, Muhammad SAW. Kita semua tahu akan kehidupan Rasulullah SAW. Tidak ada yang ditutupi dari kehidupan Beliau. Bahkan kita mengetahui hubungan beliau dengan istri-istri beliau dan hal-hal terkecil dari kehidupan beliau. Tidak ada satu sisi pun dari kehidupan beliau yang gelap, bahkan kehidupan Beliau bagaikan kitab yang selalu terbuka.
(terjemahan dari buku Akhlaaqul Mu’min, karya Amru Khalid)

0 komentar:

Posting Komentar